KISAH
SUKSES KARENA BERWIRAUSAHA
(BUKAN
WANITA BIASA)
Ditujukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan
Oleh
:
KELOMPOK
7
FATMALIKA
FIKRIA 121710101049
RADIK
FAIZUN 121710101067
HIMMATUL
FAIQOH 121710101068
PRIMA
BAGUS 121710101076
GHOLIB
AULIA 121710101084
TEKNOLOGI
HASIL PERTANIAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
BUTIK
IRANAIKA
Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan kelompok kami
diperoleh data sebagai berikut:
Bu Destrin adalah seorang sarjana konsultan akuntan di Jakarta yang pernah menangani
beberapa perusahaan. Pekerjaannya sebagai konsultan membuat beliau harus mampu
tampil menarik didepan banyak orang, oleh karena itu beliau sering menyisihkan
uang dari gaji yang dia dapat untuk menambah koleksi baju. Bertemu banyak orang
menjadi hal lumrah dilakukan, sehingga banyak orang yang tertarik dengan gaya
busananya yang selalu menarik dan berbeda. Berawal dari hobi ini dan adanya
beberapa pertanyaan dari rekan-rekannya beliau berinisiatif untuk menjual baju
kepada rekan-rekannya. Karena tanpa beliau pungkiri kebiasaan membeli koleksi
pakaian yang akan dgunakan membuat beliau terlalu konsumtif dan terlalu
membuang uang jika dilakukan secara terus menerus. Dari pemikiran tersebut,
beliau berinisiatif menjual beberapa potong pakaian sambil bekerja dengan
menawarkan pakaian yang dijualnya. Beliau merasa, perempuan juga harus dapat
berpikir kreatif supaya tidak membebankan suaminya yang juga pegawai dalam
memenuhi kebutuhan yang tidak terlalu utama. Pada tahun 2000 beliau pindah ke
Jember untuk mengikuti suami yang berpindah tugas, namun tidak menyurutkan
keinginannya untuk tetap berdagang. Karena beliau berprinsip wanita harus bisa
saling membantu dan bergotong royong dengan suami dalam mensejahterahkan
keluarga. Oleh karena ituusaha pakaian yang kecil-kecilan dilakukan dengan
menawarkan dari rumah ke rumah atau ada acara PKK, arisan atau bahwa
perkumpulan lainnya. Awalnya modal yang digunakan tidak banyak, hanya meminjam
baju dari toko yang telah mempercayainya kemudian dia jual kembali. Usaha ini
berlangsung selama setahun hingga akhirnya pada tahun 2001 suami beliau
memfasilitasi mobil tua keluarga untuk digunakan sebagai transportasi sekaligus
toko dalam usahanya. Tentunya hal ini menambah pendapatan dan koleksi pakaian
yang dijual. Berjalan satu tahun, suami bu destrin merasa bahwa berkeliling
menggunakan mobil melalaikan tugas beliau sebagai ibu rumah tangga, setelah
mendapat teguran dari suami beliau meminta ijin untuk menggunakan salah satu
kamar yang terletak dibagian depan untuk digunakan sebagai tempat berjualan.
Hal ini dirasa akan menguntungkan beliau dalam memperluas dan membangun
usahanya untuk lebih besar lagi. Kendalanya berjualan di salah satu kamar ini,
mengganggu aktivitas rumah tangga sehingga untuk beberapa saat beliau
menghentikan aktivitas berjualan pakaian untuk mencari tempat yang lebih
nyaman. Namun para pelanggan terus berdatangan menanyakan koleksi pakaian yang
dijual, sayangnya saat itu beliau tidak lagi mempunya koleksi pakaian untuk dijual.
Ada rasa kecewa dan menyesal karena telah menutup usahanya, sedangkan pelanggan
mulai banyak berdatangan. Keadaan ini sempat memicu pertengkaran dengan suami
karena tidak mendapatkan solusi terbaik untuk membuka usahanya lagi. Selang
beberapa bulan, beliau meyakinkan suami bahwa pasti usahanya akan membuahkan
hasil yang maksimal apabila dilakukan dengan keyakinan dan kepercayaan sehingga
dibuka kembali usaha beliau namun tetap dirumahnya dengan menggabungkan kamar
yang dulu digunakan berjualan dengan garasi. Ruangan ini tentunya tidak terlalu
besar namun cukup menampung lebih banyak pakaian dari sebelumnya. Sayangnya ini
tidak berjalan lama, karena banyaknya mobil atau sepeda motor yang datang dan
diparkir sembarang didepan butik sehingga mengganggu lalu lintas warga sekitar
karena jalannya terlalu sempit. Solusinya beliau mencari toko murah untuk
digunakan sebagai butik pakaiannya. Pada akhir tahun 2002 beliau mengkontrak
sebuah toko di Jln Trunojoyo. Letak toko yang jauh dari rumah pribadi sedikit
menyulitkan beliau untuk mengontrol keadaan butik. Beliau berkeluh kesah jika
selama mengontrak, banyak rintangan yang dihadapi. Utamanya kondisi toko yang
tidak banyak direnovasi karena kendala biaya yang terbatas, membuat butik
sering mengalami kebocoran apabila hujan turun. Tentunya ini merugikan beliau,
dimana koleksi butik basah dan rusak. Hal ini tentu tidak membuat beliau putus
asa dan menyurutkan semangat untuk tetap berusaha. Toko yang dikontrak selama 4
tahun ini, ditahun 2006 tidak memperpanjang kontraknya dan lebih memilih
menutup butik. Alhasil beliau kembali ke cara lama dengan berjualan menggunakan
mobil selama tahun 2007 sambil mencari lokasi baru untuk membuka butik lagi.
Ditahun 2009, beliau menemukan lokasi yang strategi untuk usahanya, letaknya
pun tidak jauh dari rumah. Namun kendalanya, harga rumah yang ditawarkan
terlalu tinggi sehingga beliau mengurungkan niatnya untuk membeli rumah
tersebut. Keinginan yang kuat untuk memiliki rumah tersebut menyebabkan beliau
susah tidur dan setiap kali ada kesempatan digunakan untuk menawar harganya
dengan pemilik, namun ini tidak berhasil. Sampai 6 bulan kemudian, ternyata
rumah tersebut belum terjual. Hal ini memicu beliau untuk menawar kembali
dengan harga yang lebih sesuai dengan harga yang dia inginkan. Alhamdulliah ,
usahanya membuahkan hasil! Rumah yang diinginkan dapat beliau miliki dengan
hanya membayar sebagian dari harga yang ditetapkan dan mengkreditnya sambil
membuka hasil dari usaha. Mulai berkembang kembali usaha yang sudah digelutinya
sekian lama, dengan menggunakan modal dari bisnis MLM yang sebenarnya beliau
ikuti tanpa disadari dan beberapa pinjaman. Sebernanya bu destrin ini anti MLM
yang kala itu sedang ngtren
dikalangan masyarakat. MLM yang tanpa sadar beliau ikuti, berupa taken pulsa all
operator (dbs) sehingga beliau tanpa sadar pula mengajak rekan-rekan dan para
pelangggannya untuk berbisnis pulsa sebagai selingan ibu rumah tangga. Tanpa
disadari, semakin banyak rekan dan pelanggannya menanyakan dan mengikuti apa
yang dia sarankan sampai beliau sendiri terkejut melihat beberapa bulan uang
yang ada direkeningnya bertambah banyak, rata-rata hampir 20juta setiap
bulannya. Sampai beliau menjadi leader MLM tersebut, beliau tidak tahu apa yang
harus dilakukan saat diundang dalam sebuah forum untuk menceritakan pengalaman
suksesnya ber-MLM. Bu destrin sampai harus keliling Indonesia dan sedikit
mengabaikan usaha butiknya. Namun beliau merasa bahwa uang yang didapatkan
terlalu tiba-tiba dan banyak, beliau takut akan membuahkan hal buruk dikemudian
hari sehingga beliau memiliki tanggung jawab yang besar untuk mengelolah uang
tersebut. Rasa takut akan jumlah uang yang semakin bertambah, membuat beliau
untuk berhenti dari bisnis MLM ini dan fokus kembali keusaha pakaiannya.
Menggunakan dana pinjaman dan hasil dari MLM beliau meneruskan usahanya agar
menjadi lebih besar. Hingga pada tahun 2011 butik yang bernamakan iranaika
mulai beroprasi dengan berbagai macam koleksi pria, wanita dan anak-anak yang
dijual. Butik ini lebih besar dari sebelumnya dengan pelanggan yang makin
banyak. keberadaan pelanggan ini tidak lepas dari promosi yang selalu dilakukan
beliau mulai dari bentuk onine shop, bbm group, atau bahkan brosur yang
disebarkan. Hingga saat ini butik iranaika yang luasnya 350 m dengan 10 karyawan
dengan gaji 1.100.000 per karyawan berhasil menjadi salah satu butik besar.
Dengan omset di bulan biasa (sepi) berkisar 150.000.000.
Hal
ini tidak terlepas dari prinsip hidup yang selalu tertanam didalam diri beliau.
Disetiap bekerja beliau selalu memegang kunci suatu keberhasilan dalam
hidupnya. Kunci sukses yang selalu membuat beliau bangkit dari sebuah
keterpurukan yaitu beliau selalu berdo’a, belajar dari orang – orang sukses,
action, dan selalu berfikir positif. Dengan kunci sukses yang beliau tanamkan
itu, beliau yakin bahwa jalan hidup yang akan dilalui akan selalu mendapatkan
jalan. Beliau juga menerapkan suatu konsep dalam bekerja yang membuat usaha
butik beliau dari tahun ketahun selalu berkembang pesat. Konsep bekerja
tersebut yaitu beliau mempunyai keyakinan yang besar bahwa ketika orang
berusaha dengan giat dan ulet pasti sukses, beliau selalu menjaga kualitas barang,
pelayanan, dan setiap 1 tahun sekali di butik beliau diadakan promosi.
Beliau
berpesan kepada kami
“Jadilah
pemain, bukan komentator! Jangan pernah bilang “tidak bisa”! berani ambil
resiko! Fokus pada konsep dan target!”
“Orang
Gagal Banyak Alasan, Orang Sukses Banyak Akal”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar