MAKALAH
TEKNOLOGI PENGOLAHAN KOMODITI HASIL PERKEBUNAN HILIR
“WHITE COFFEE”
“WHITE COFFEE”
THP B
KELOMPOK 3
RIZKY AMALIA 121710101059
DYAH NUR ARIDA 121710101052
RADIK FAIZUN 121710101067
FARID FIRALDI AKBAR 121710101090
JURUSAN TEKNOLOGI
HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari
proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal
dari bahasa Arab qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi
digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali
mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan
kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda. Penggunaan
kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi
yang dikenal saat ini. Secara umum, terdapat dua jenis biji kopi, yaitu arabika
(kualitas terbaik) dan robusta.
Umumnya kopi berwarna hitam pekat namun
sekarang terdapat kopi yang berwarna putih yang dikenal dengan sebutan white
coffee. Pengertian
white coffee yang merupakan salah satu produk hilir bisa beragam,
tergantung daerahnya. Di negara-negara berbahasa Inggris, misalnya, istilah white
coffee mengacu pada kopi hitam yang diberi susu, krim, atau produk turunan
dari sirup jagung, kedelai, dan kacang yang dituang dalam suhu ruang. Kopi ini
juga dikenal dengan sebutan coffee light, light coffee, coffee with milk, atau
regular coffee.
White Coffee atau
Kopi Putih dibuat dari biji kopi yang digongseng (roasted) tidak sampai matang,
sehingga akan menghasilkan biji kopi yang berwarna lebih terang dan aroma
berbeda dari pada biji kopi umumnya yang digongseng sampai matang yang biasanya
akan menghasilkan biji kopi berwarna coklat gelap dan aroma khas kopi. Biji
kopi putih ini juga lebih keras dari biji kopi yang digongseng matang sehingga
membutuhkan grinder khusus untuk menggilingnya, dan karena berasal dari biji
kopi yang digongseng tidak sampai matang maka kopi putih diduga mengandung
kafein lebih tinggi dari pada kopi biasa. Kopi jenis White
Coffee memiliki kadar keasaman yang paling rendah dibanding dengan jenis kopi
lainnya, sehingga menikmati kopi jenis tersebut tidak akan membuat perut
menjadi kembung. White Coffee sangatlah nikmat rasanya, memiliki aroma dan
rasa yang khas .
Oleh karena itu, perlu disusun makalah ini
agar mahasiswa lebih memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan salah satu
produk hilir yaitu white coffee.
1.2 Tujuan
Agar mahasiswa
lebih memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan salah satu produk hilir
yaitu white coffee.
BAB
2. PEMBAHASAN
2.1 Sejarah White Coffee
Sejarah
mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama
kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM)
yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu
minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan
masyarakat. Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton
kopi per tahunnya. Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat
menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai
penyakit jantung (kardiovaskuler).
Kemudian muncul minuman kopi dengan inovasi yang
berbeda yaitu yang biasa disebut white coffee . white coffee ini berbahan kopi
dan proses pembuatan white coffee ini tergolong sulit , namun white kopi
memiliki citra rasa yang baik sesuai dengan proses pembuatannya . Sebenarnya istilah "kopi putih" berasal dari
bahasa Cina, yang diperkenalkan pada abad ke 19 oleh imigran Cina yang datang
untuk bekerja di tambang timah lokal di Ipoh, yang artinya tidak ada
hubungannya dengan warna tetapi lebih merujuk kepada bagaimana cara biji kopi
digongseng. Di Cina, kata "putih" juga berarti "tanpa",
atau "murni". Maksudnya tidak ada suatu apapun yang ditambahkan
selama proses penggongsengan biji kopi. Ipoh White Coffee telah diadopsi
sebagai salah satu minuman resmi di Paviliun Malaysia pada World Expo 2010 di
Shanghai, Cina (Anonim, 2010).
Di Amerika, white coffee juga bisa
merujuk pada biji kopi yang digongseng (hanya) sampai kuning, dan ketika dibuat
espresso menghasilkan minuman kopi encer berwarna kuning namun dengan keasaman
tinggi. Jenis biji kopi ini umumnya hanya untuk membuat espresso, tidak untuk
kopi seduh biasa. Karena digongseng dalam waktu yang lebih singkat, maka gula
alami dalam biji tersebut tidak sampai terkaramelisasi (anda yang sering
membuat sendiri gula karamel akan mengerti maksud "tidak
terkaramelisasi") dan tidak meninggalkan rasa pahit, rasa dan aromanya
dikatakan seperti kacang.
2.2
Pengertian White Coffee
Kopi merupakan komoditi
perdagangan yang dikenal beberapa abad lamanya, biji kopi dapat diolah menjadi
minuman yang lezat rasanya. Kegemaran minum kopi telah menjadi kegemaran yang
mendunia, terutama di negara-negara penghasil kopi. Kata
kopi sendiri berasal dari bahasa Arab qahwah yang berarti kekuatan, karena pada
awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi.Kata qahwah kembali
mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian
berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda. Penggunaan kata koffie segera
diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini.
Dari 40 jenis
varietas kopi yang ada di dunia, terdapat dua jenis kopi utama yang paling
banyak diperdagangkan, yaitu :
1.
Kopi Arabika, hampir 75% produksi kopi di
dunia merupakan kopi jenis ini (Indonesia menyumbang 10% dari jumlah tersebut).
2.
Kopi Robusta, diproduksi sekitar 25% produksi
dunia. Dari jumlah tersebut, Indonesia menyumbang 90%.
(Najiyati dan Danarti, 2001).
Tanaman kopi mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus : Coffea
Spesies : Coffea arabica L.
Spesies : Coffea robusta L.
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus : Coffea
Spesies : Coffea arabica L.
Spesies : Coffea robusta L.
(Najiyati dan Danarti,
2001).
Umumnya kopi berwarna hitam pekat namun
sekarang terdapat kopi yang berwarna putih yang dikenal dengan sebutan white
coffee. Pengertian
white coffee yang merupakan salah satu produk hilir bisa beragam,
tergantung daerahnya. Di negara-negara berbahasa Inggris, misalnya, istilah white
coffee mengacu pada kopi hitam yang diberi susu, krim, atau produk turunan
dari sirup jagung, kedelai, dan kacang yang dituang dalam suhu ruang. Kopi ini
juga dikenal dengan sebutan coffee light, light coffee, coffee with milk, atau
regular coffee.
Kopi putih memiliki rasa yang gurih ketika diseduh, yang
sangat berbeda dari rasa secangkir kopi biasa. Rasa gurih akan bertambah ketika
kopi diberi bahan-bahan lain sehingga rasanya semakin berbeda dari kopi biasa.
Kopi putih bukanlah kopi biasa yang diberi pemutih, seperti krim, susu, atau
campuran antara krim dan susu sehingga berwarna putih. Kopi putih dihasilkan dari
biji kopi yang dipanggang tidak terlalu lama (Alvin, 2011).
White coffee dibuat
dari biji kopi yang digongseng (roasted) tidak sampai matang, sehingga akan
menghasilkan biji kopi yang berwarna lebih terang dan aroma berbeda daripada
biji kopi umumnya yang digongseng sampai matang yang biasanya akan menghasilkan
biji kopi berwarna coklat gelap dan aroma khas kopi. Biji kopi putih ini juga
lebih keras dari biji kopi yang digongseng matang sehingga membutuhkan grinder
khusus untuk menggilingnya, dan karena berasal dari biji kopi yang digongseng
tidak sampai matang maka kopi putih diduga mengandung kafein lebih tinggi
daripada kopi biasa. Biasanya kopi biasa memiliki rasa yang kuat dan pahit.
Di negara barat
seperti Amerika, Inggris, dan Australia, yang dimaksudkan dengan White Coffee
seringkali merujuk kepada kopi hitam atau espresso yang ditambah susu atau
krimer (creamer/whitener). Bedanya dengan "cafe au lait" yang
merupakan kopi dengan susu juga adalah, white coffee menggunakan susu dengan
suhu kamar sedangkan cafe au lait menggunakan susu panas.
White coffee juga dapat merujuk kepada Ipoh white
coffee, minuman kopi populer yang berasal dari Ipoh, Perak, Malaysia. Kopi
putih ini berasal dari biji kopi yang digongseng dengan margarin, sehingga
memberikan warna lebih terang dibandingkan dengan kopi hitam tradisional
Malaysia (Kopi-O), yang digongseng selain dengan margarin juga gula dan
gandum.Ipoh white coffee disajikan dengan susu kental, saat ini juga banyak
tersedia dalam bentuk instan.
Sebenarnya istilah "kopi putih" berasal
dari bahasa Cina, yang diperkenalkan pada abad ke 19 oleh imigran Cina yang
datang untuk bekerja di tambang timah lokal di Ipoh, yang artinya tidak ada
hubungannya dengan warna tetapi lebih merujuk kepada bagaimana cara biji kopi
digongseng. Di Cina, kata "putih" juga berarti
"tanpa", atau "murni". Maksudnya tidak ada suatu apapun
yang ditambahkan selama proses penggongsengan biji kopi. Ipoh White
Coffee telah diadopsi sebagai salah satu minuman resmi di Paviliun Malaysia
pada World Expo 2010 di Shanghai.
Ada juga jenis minuman lain didunia yang menggunakan
istilah white coffee. Di Yaman yang disebut white coffee adalah sejenis
minuman yang berasal dari kulit biji kopi yang diseduh dengan menambahakan
beberapa macam rempah rempah.
Kemudian di Lebanon dan Siria, yang disebut white
coffee malah sama sekali bukan kopi, melainkan sejenis "teh herbal"
yang dibuat dari air kuntum bunga jeruk, bersifat menenangkan syaraf, biasanya
dihidangkan setelah selesai makan hidangan dengan menu berat. Di Lebanon
diberikan pada bayi yang rewel, juga digunakan sebagai parfum pada air mandi
ataupun langsung pada kulit.
2.3
Proses Produksi White Coffee
Berikut
merupakan diagram alir tahapan dalam memproduksi White Coffee.
Biji
kopi yang telah masak
Fermentasi
Dicuci
dan dibilas
Dikeringkan
50-55 oC, 40 jam
Penyangraian
Tempering
Grinders
Ekstraksi dan filtrasi
Pengkristalan dan penghalusan
pengemasan.
a. Pengolahan
primer
Menurut Murdijati dan
Dimas (2011) Untuk mendapatkan kenikmatan kopi, maka biji kopi yang akan di
gunakan sebagai bahan dasar harus dengan kriteria, sebagai berikut:
1.
Kadar
air maksimal 13 %
2.
Bersih
dari kotoran, jika ada kotoran tidak lebih dari 0,5 %
3.
Bebas
dari serangga hidup/ jamur/
4.
Ukuran,
bentuk dan warna seragam (Lolos ayakan (3 mm x 3 mm) maksimal 1%)
Proses pengolahan kopi diawali dengan
buah kopi yang matang optimal (bewarna merah) dipetik dari pohonnya. Buah sehat
adalah buah matang yang bernas, tidak terkena serangan hama dan penyakit dan
ditandai oleh tampilan kulit buah yang mulus dan segar. Buah kopi merah segera
diolah lanjut tanpa penundaan. pengupasan buah secara mekanis untuk memisahkan
biji berkulit tanduk [biji kopi HS] dan kulit buah. Biji kopi HS diolah lanjut
sebagai bahan minuman, sedangkan kulit buah merupakan limbah yang dapat
digunakan sebagai bahan baku kompos, pakan ternak dan biogas.
setelah itu dilakukan fermentasi.
Biji kopi yang telah fermentasi dicuci secara mekanis dan dibilas dengan
air sampai permukaan kulit tanduk menjadi licin. Biji kopi HS
dikeringkan secara mekanis pada suhu 50-55 oC. Kadar air biji kopi
yang semula 55 % turun menjadi 12 % selama 40 jam. Bahan bakar pengering adalah
kayu yang diperoleh dari hasil pangkasan pohon pelindung tanaman. Kipas udara
pengering digerakkan oleh motor listrik atau motor disel dengan bahan bakar
bio-disel (Ciptadi dan Nasution, 1978).
b. Pengolahan sekunder
Pengolahan sekunder meliputi :
1.
Penyangraian (Roasting)
Roasting
merupakan proses penyangraian biji kopi yang tergantung pada waktu dan suhu
yang ditandai dengan perubahan kimiawi yang signifikan. Penyangraian pada kopi
putih (white Coffee) tidak sampai matang (setengah masak) sehingga menghasilkan
biji kopi berwarna coklat kekuningan..
Tabel 1. Komposisi Kimia,
Vitamin, dan Mineral Kopi Sebelum dan Sesudah Disangrai.
(Ciptadi & Nasution, 1989).
Proses penyangraian ini sangat menentukan warna dan cita rasa.
Penyangraian kopi putih yang lebih singkat menyebabkan kadar kafein pada kopi
putih lebih tinggi dari pada kopi hitam. Karena semakin lama proses
penyangraian maka banyak pula kafein yang menguap dan terbentuk
komponen-komponen lain. selama proses penyangraian kopi biji ini akan mengalami
2 tahap proses penting yaitu penguapan air pada susu 100oC,
pyrolisis pada suhu 180o-225oC, kopi akan mengalami
perubahan-perubahan kimia antara lain pengarangan serat kasar, terbentuknya
senyawa volatile. penguapan zat-zat. penguapan zat-zat asam, terbentuknya zat
beraoma khas kopi, perubahan- perubahan warna yang berturut-turut.
2.
Pendinginan (tempering)
Setelah
proses penyangraian, bji kopi langsung dalam proses tempering yaitu pendinginan
biji kopi yang diletakkan pada sebuah wadah. pendinginan ini berfungsi untuk
menurunkan suhu biji kopi dengan cepat setelah penyangraian suhu tinggi agar
komponen aroma tidak banyak hilang (menguap).
3.
Penggilingan
Penggilingan
adalah proses pemecahan (penggilingan) butir-butir biji kopi yang telah
mengalami penyangraian untuk mendapatkan kopi bubuk yang berukuran 75 mesh. Ukuran
butir-butir bubuk kopi akan berpengaruh terhadap rasa dan aroma kopi. semakin
kecil ukurannya akan semakin baik rasa dan aromanya (Wellman, 1961). Penggilingan
melepaskan sejumlah kandungan CO2 dari kopi. sebagian besar
dilepaskan selama proses dan setelah penggilingan.
Biji kopi
putih teksturnya lebih keras dari biji kopi yang
digongseng matang sehingga membutuhkan grinder khusus untuk menggilingnya. Penggilingan ini bertujuan untuk menghasilkan bubuk kopi
putih.
4. Pelarutan (Ekstraksi)
Sebelum proses ekstraksi dilakukan pelarutan bubuk kopi dahulu untuk dihasilkan larutan kopi. Proses pelarutan ini menggunakan air mendidih.
5. Filtrasi
Proses ini bertujuan untuk memisahkan antara ampas kopi dan filtratnya. Setelah
dilakukan penyaringan kemudian diendapkan untuk memisahkan partikel-partikel yang lebih halus.
6. Kristalisasi
Proses kkristalisasi yaitu proses pembentukan kristal-kristal kopi dan
proses penguapan. pada saat kristalisasi suhu dijaga agar tidak terjadi
karamelisasi. Penguapan dijaga dengan menghidupkan blower. Blower udara akan
mempercepat penguapan di atas permukaan ciran.
7. Penghalusan
Kristal-kristal kopi yang telah tebentuk kemudian dihaluskan mengguanakan
alat penghalus. Kristal kopi yang dihaluskan akan menjadi serbuk kopi putih
instan. Proses penghalusan ini berlangsung berulang jika masih terdapat
gumpalan kristal kopi yang masih keras atau sulit hancur.
8.
Pengemasan
Untuk
memperpanjang masa simpan kopi bubuk yang dikemas dengan menggunakan kemasan
vakum dalam timah atau kantong fleksibel untuk kopi giling halus, pengemasan
vakum dilakukan selepas penggilingan tanpa perlakuan lain untuk mencegah
terbentuknya tekanan akibat pelepasan CO2. Kesegaran, aroma dan
citarasa kopi bubuk atau kopi sangrai akan terjaga dengan baik pada kemasan
vakum supaya kandungan oksigen di dalam kemasan minimal. Untuk mempermudah
pemasaran dan distribusi ke konsumen, kemasan kopi bubuk atas dasar jenis mutu,
ukuran kemasan dan bentuk kemasan dimasukkan dan dimuat di dalam kardus
[karton]. Kardus diberi nama perusahan, merek dagang dan label produksi yang
jelas. Tumpukan kardus kemudian disimpan di dalam gudang dengan sanitasi,
penerangan dan ventilasi yang cukup.
2.4 Perbedaan White Coffee dengan
Black Coffee
Perbedaan antara white coffee dengan
black coffee dapat diketahui melalui beberapa kategori yaitu :
a.
Warna biji
White coffee
memiliki warna biji yang putih kekuningan dikarenakan proses roasting yang
tidak terlalu lama atau tidak sampai matang dan bahkan berubah warna menjadi
kehitaman. Sedangkan Black coffee memiliki warna biji yang coklat kehitaman
dikaarenakan proses roasting dilakukan hingga matang.
b. Pengertian
Black coffee (kopi hitam) menggambarkan setiap jenis
kopi yang sudah dipanggang dan hasilnya memiliki warna gelap pada kopinya,
sementara itu kopi putih sangat berbeda dengan kopi hitam terlebih bicara soal
prosesnya, kopi putih menghasilkan rasa lebih ringan. Kopi putih berasal dari
Ipoh, Malaysia, kopi putih diseduh untuk mengurangi beberapa jumlah kafein asli
pada kopi.
c.
Warna dan Rasa
Kopi putih sebenarnya tidak putih, setelah diseduh
ke dalam cangkir kopi, kopi putih memiliki warna menyerupai kopi yang jauh
lebih ringan dari jenis kopi lainnya, warnanya cokelat lebih terang. Kopi putih
rasanya seperti pengganti kopi, ada juga yang menyebutkan rasanya lebih
murni. Kopi putih bisa juga dinikmati
oleh orang yang bukan peminum kopi karena rasanya yang gurih mungkin lebih
cocok daripada kopi yang biasanya memiliki rasa pahit. Kopi jenis White
Coffee memiliki kadar keasaman yang paling rendah dibanding dengan jenis kopi
lainnya, sehingga menikmati kopi jenis tersebut tidak akan membuat perut
menjadi kembung. White Coffee sangatlah nikmat rasanya, memiliki aroma dan
rasa yang khas .
d. Kadar
Kafein
White Coffee
mengandung kafein lebih banyak, karena
hanya dipanggang sebentar,Semakin lama biji kopi dipanggang akan semakin
banyak kafein yang terbakar, sehingga sangat ideal bagi mereka yang
menginginkan dosis ektra kafein. Kopi
putih bisa juga dinikmati oleh orang yang bukan peminum kopi karena rasanya
yang gurih mungkin lebih cocok daripada kopi yang biasanya memiliki rasa pahit.
2.5
Kelebihan dan Kekurangan White Coffee
Kopi putih mengandung
kafein lebih banyak, sehingga sangat ideal bagi mereka yang menginginkan dosis
ektra kafein. Kopi putih bisa juga
dinikmati oleh orang yang bukan peminum kopi karena rasanya yang gurih mungkin
lebih cocok daripada kopi yang biasanya memiliki rasa pahit.
Manfaat
kopi secara umum yaitu :
1. Baik
untuk metabolisme tubuh
Kandungan
yang terdapat pada kopi luwak dapat merangsang adrenalin dan sistem
pembuluh darah sehingga efek yang ditimbulkan adalah merasa lebih segar dan
dapat menahan rasa kantuk.
2. Dapat
menurunkan resiko terkenanya penyakit kanker kulit.
3. Mencegah
penyakit alzeimer
Kandungan
antioksidan di dalam kopi luwak akan mencegah kerusakan sel-sel otak.
Sedagkan kandungan kafein dari kopi dapat menghambat peradangan di dalam otak
yang akan mengakibatkan penyakit alzeimer.
4. Mencegah
penyakit diabetes melitus
Manfaat kopi luwak yang
satu ini disebabkan karena kandungan asam klorogenik yang terdapat di dalam
kopi bermanfaat untuk membantu mencegah resistensi insulun yang merupakan
pertanda dari penyakit diabetes
5. Melindungi
gigi
Kopi yang mengandung kafein
memiliki kemampuan sebagai anti bakteri dan juga anti lengket sehingga dapat
menjaga bakteri penyebab gigi berlubang (Surya, 2012).
Walaupun memiliki banyak manfaat,
white coffe dapat juga menimbulkan kerugian pada tubuh. Kandungan kafein yang
tinggi menyebabkan gangguan pada kesehatan. Menurut
Sivetz dan Desroirer (1979) dalam Koswara
(2006) menyatakan “mengkonsumsi kopi dalam
dosis kafein yang lebih tinggi dapat menyebabkan jantung berdebar keras,
artelosklerosis, merusak hati, tangan gemetar, otot kejang, kepala pusing, mual
dan bahkan dapat menyebabkan mutasi pada gen”.
BAB
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
makalah yang kelompok kami buat, dapat diperoleh kesimpulan yaitu :
1.
Istilah "kopi
putih" berasal dari bahasa Cina, yang diperkenalkan pada abad ke 19 oleh
imigran Cina yang datang untuk bekerja di tambang timah lokal di Ipoh.
2.
Pengertian
white coffee yang merupakan salah satu produk hilir bisa beragam,
tergantung daerahnya.
3.
Di
negara-negara berbahasa Inggris, misalnya, istilah white coffee mengacu
pada kopi hitam yang diberi susu, krim, atau produk turunan dari sirup jagung,
kedelai, dan kacang yang dituang dalam suhu ruang.
4.
Di Yaman yang disebut white coffee
adalah sejenis minuman yang berasal dari kulit biji kopi yang diseduh dengan
menambahakan beberapa macam rempah rempah.
5.
Di Lebanon dan Siria, yang disebut white
coffee malah sama sekali bukan kopi, melainkan sejenis "teh herbal"
yang dibuat dari air kuntum bunga jeruk.
6.
Kopi ini juga dikenal dengan sebutan coffee
light, light coffee, coffee with milk, atau regular coffee.
7.
White coffee dibuat
dari biji kopi yang digongseng (roasted) tidak sampai matang, sehingga akan
menghasilkan biji kopi yang berwarna lebih terang dan aroma berbeda.
8.
Biji kopi putih ini
juga lebih keras dan mengandung kafein lebih tinggi daripada kopi biasa.
9.
Manfaat kopi secara umum yaitu baik
untuk metabolisme tubuh, dapat menurunkan resiko terkenanya penyakit kanker
kulit, mencegah penyakit alzeimer, mencegah penyakit diabetes
mellitus dan melindungi gigi.
10. Mengkonsumsi white coffee yang berlebihan dapat
menyebabkan jantung berdebar keras, artelosklerosis, merusak hati, tangan
gemetar, otot kejang, kepala pusing, mual dan bahkan dapat menyebabkan mutasi
pada gen.
DAFTAR PUSTAKA
Alvin, A dan James, K. 2011. Sistem Agrobisnis Tanaman Kopi. Yogyakarta :
Kanisius.
Ciptadi
dan Nasution. 1978. Pengolahan Kopi.
Departemen teknologi Hasil
Pertanian. Fatemeta- IPB. Bogor.
Ciptadi & Nasution, 1989. Teknologi Proses pengolahan Pangan. Departemen teknologi
Hasil Pertanian. Fatemeta- IPB.
Bogor.
Koswara. 2006. Teknologi Modifikasi Pati. Jakarta : Pustaka Utama.
Murdijati dan Dimas. 201. Kopi
dan Pengolahannya. Surabaya : UNAIR
Press.
Najiyati dan Danarti. 2001. Budidaya Kopi
dan Pengolahannya. Sumatera Utara : faperta
USU.
Surya,
Daniel. 2012. Pengembangan Kopi Bubuk.
Jakarta : PT. Gramedia.
Wellman.
196. Coffee and The Theory. British
Publisher. England.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar