Pages

Sabtu, 21 Maret 2015

STMJ



PENGARUH PERBEDAAN JENIS SUSU TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK STMJ (SUSU TELUR MADU JAHE)


1Dyah Nur Arida, Siti Rohmatussiamah, Ahmad Fauzi Ghouts R,
Radik Faizun, Himmatul Faiqoh, Joko Cahyono


1Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember
 

Abstrak

STMJ (Susu Telur Madu Jahe) adalah salah satu minuman lokal populer di Indonesia. STMJ terdiri dari susu, telur, madu dan jahe. Minuman ini sangat bermanfaat untuk tubuh dan meningkatkan stamina. Hal ini juga diyakini dapat mencegah masuk angin karena kandungandari  jahe. Minuman ini sangat cocok untuk minum dimalam hari  karena menghangatkan. Dalam praktek ini dilakukan kristalisasi jahe dan penelitian ini juga membahas tentang efek jenis susu terhadap sifat organleptic STMJ. Pengujian menggunakan uji skoring. Susu yang digunakan dalam praktikum adalah tiga jenis seperti susu segar, susu kental manis, dan susu kedelai. Parameter yang digunakan adalah rasa, aroma dan warna. Pada  parameter rasa, aroma, dan warna panelis dominan menyukai STMJ menggunakan susu murni. Berdasarkan hasil praktikum disimpulkan bahwa pada parameter rasa, aroma, dan warna panelis lebih menyukai STMJ dengan susu segar. Adanya perbedaan jenis susu dalam pembuatan STMJ memeberi pengaruh besar terhadap respon panelis.

Kata kunci: STMJ, jenis susu,  uji organoleptik .

Abstract

STMJ (Susu Telur Madu Jahe) is one of the popular local drink in Indonesia. STMJ consists of milk, eggs, honey and ginger. This drink is very benefical to the body and improve stamina. It is also believed to be able to prevent the admission of wind because the content of ginger. This drink is suitable to drink at nigt becaus it warms. In practice this is done crystallization ginger and this reseach also discusses about the effect of different types of milk against the nature of organleptic STMJ. Testing using skoring test. The milk used there are three types such as fresh milk, sweetened condensed milk and soymilk. The parameters used are the taste, aroma and color. On flavor, aroma, and color parameters the dominant panelists liked the fresh milk STMJ  . Based on the practical results it was concluded that the parameters of the flavor, aroma, and color of the panelists preferred the STMJ with fresh milk. The existence of the different types of milk in the making STMJ gived a major effect on the response of panelists.

Keyword: STMJ, types of milk, organoleptic test.



PENDAHULUAN

            Pangan merupakan hal yang sangat penting dan strategis bagi keberlangsungan hidup umat manusia. Kebutuhan manusia akan pangan ialah hal yang sangat mendasar, sebab konsumsi pangan adalah salah satu syarat utama penunjang kehidupan. Kini pangan ditetapkan sebagai bagian dari hak asasi manusia yang penyelenggaraannya wajib dijamin oleh Negara. Maka dari itu pemenuhan terhadap pangan sangat diharuskan dan salah satu langkah yang tepat yaitu dengan pengembangan terhadap produk pangan lokal, diantaranya adalah diversifikasi pangan lokal.
            Salah satu bagian dari pangan lokal adalah minuman tradisional yang lambat laun mulai tersisihkan dengan produk minuma import ataupun modern. Minuman tradisional sendiri sebenarnya lebih munguntungkan dari segi kesehatan dan harganya juga tidak mahal.
            Salah satu minuman tradisional adalah STMJ (Susu Telur Madu Jahe). Tidak dapat dipungkiri lagi STMJ (Susu Telur Madu Jahe) merupakan minuman yang sudah sangat populer di Indonesia, sehingga sudah dikenal diseluruh Indonesia. STMJ sangat mudah ditemui pada malam hari, STMJ kebanyakan dijual di warung-warung yang letaknya disamping-samping jalan yang ada di kota - kota Indonesia.
            Faktor utama yang membuat STMJ menjadi populer dan dikenal masyarakat karena minuman tersebut dijual hampir diseluruh kota-kota Indonesia. Sedangkan faktor kedua karena STMJ berasal dari resep tradisional Indonesia, yaitu rempah-rempah jahe yang bisa menghangatkan tubuh. Selain itu juga manfaatnya yang begitu besar untuk tubuh.
            Untuk itu agar lebih mudah dalam pembuatan STMJ maka perlu dibuat instan salah satu caranya yaitu dengan cara kristalisasi. Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal padat dari suatu larutan indukyang homogen. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yangsangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produkhingga 100%.

METODOLOGI PRAKTIKUM

Praktikum pembuatan STMJ (Susu Telur madu Jahe) ini dilakukan di Laboratorium biokimia Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Alat yang digunakan berupa panci, pengaduk, gelas, kompor, pisau, dan ayakan. Bahan yang digunakan susu segar 500 ml, susu kental manis 500 ml, susu kedela 500 ml, telur ayam kampung 3 butir, madu 12 sdm, jahe 25 gr / 500 ml STMJ, air 500 ml, kayu manis 20 g, dan gula 250 g.

Metode Pembuatan STMJ
Berikut ini adalah proses pembuatan serbuk jahe dan pembuatan STMJ.
a.       Pembuatan Serbuk Jahe
Pembuatan serbuk jahe dilakukan dengan cara membersihkan terlebih dahulu jahe yang akan digunakan, kemudian jahe yang telah di bersihkan dilakukan pengecilan ukuran agar pengekstrakan lebih optimal. Setelah itu jahe diekstrak menggunakan perbandingan ¼ kg jahe dengan 4 liter air. Setelah pengestrakan sari jahe didiamkan selama 2 jam dan diambil sarinya untuk dilakukan kristalisasi sebanyak 250 ml dengan penambahan gula sebanyak 250 g atau dengan perbandingan 1:1. Karena dengan perbandingan tersebut kristal yang didapat akan lebih optimal dalam pembentukannya. Setelah itu campuran sari jahe dengan gula dipanaskan menggunakan 100 0C. pemanasan atau pemasakan ini bertujuan untuk mengkristalkan sari jahe menjadi serbuk jahe. Setelah mendidih, aduk terus campuran, api jangan terlalu besar. Pengadukan dilakukan terus tanpa henti karena jika tidak, campuran akan hangus atau berwarna coklat pekat. Kristalisasi ini dilakukan saampai larutan saturated. Setelah campuran berbentuk bulatan-bulatan hampir seperti serbuk, maka api sedikit dikecilkan, sambil terus diaduk sambil. Setelah itu kristal yang terbentuk dikecilkan ukurannya dan serta dilakukan pengayakan agar sebuk yang didapat benar – benar halus.
Skema pembuatan serbuk jahe akan dapat ditunjukkan pada Gambar 1. Pembuatan Serbuk Jahe







 
















































b.      Pembuatan STMJ
Pembuatan STMJ yang akan dilakukan yaitu dengan menggunakan variasi pada jenis susu. Susu yang digunakan dalam pembuatan STMJ yaitu susu murni, susu kedelai dan susu kental manis. Pertama disiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan STMJ. Masing – masing susu sebanyak 150 ml yang digunakan dimasukkan kedalam gelas. Setelah itu masing – masiing ditambahkan serbuk jahe yang digunakan. Pembuatan serbuk jahe ini agar dalam pembuatan STMJ lebih mudah dan lebih cepat. Setelah ditambahkan serbuk jahe maka di panaskan selama 2 menit dengan menggunakan suhu 90 0C. Pemanasan ini bertujuan untuk mempercepat proses pencampuran sebuk kedalam susu dengan dilakukan pengadukan. Selain itu pemanasan bertujuan untuk proses pasteurisasi, agar susu yang digunakan terhindar dari bakteri patogen. Sambil menunggu pemanasan, maka dilakukan pencampuran antara telur dan madunya. Setelah itu susu yang telah dipanaskan dimasukkan kedalam campuran telur dengan madu, sehingga jadilah STMJ. Setelah itu STMJ tersebut dilakukan pengujian organoleptik untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis antara jenis susu yang digunakan.
Berikut ini akan ditunjukkan skema pembuatan STMJ yang dapat dilihat pada Gambar 2. Pembuatan STMJ






























 



































PEMBAHASAN

Analisa rasa

 
















Gambar 3. Grafik Parameter Rasa





































Berdasarkan Gambar 3. Grafik Parameter Rasa, dapat diketahui bahwa panelis memberi skor paling banyak pada susu kedelai yaitu skor 3 (rasa sedang) dengan presentasi 50%. Hal ini disebabkan karena pada susu kedelai memiliki rasa khas kedelai sehingga panelis memberi rasa sedang dengan persentasi paling besar 
Pada susu segar, panelis memberi skor paling tinggi pada angka 4 dengan rasa yang enak yaitu 40%, hal ini dikarenakan pada susu segar belum mengalami penambahan apapun sehingga rasa yang dihasilkan sesuai dengan rasa STMJ pada umumnya yaitu rasa enak.
Pada susu kental manis, panelis dominan memberi skor 3 dengan rasa sedang yaitu 30%, hal ini dikarenakan pada proses pembuatan susu kental manis sudah mengalami penambahan gula sehingga rasa yang dihasilkan mempunyai tingkat sedang.
Susu segar memiliki rasa normal, sedikit manis, tidak asin dan tidak berasa asam. Rasa susu segar dipengaruhi oleh  kandungan lemak susu yang ada didalamnya.sehingga  Ketika susu segar ini di buat untuk STMJ maka rasa dari stmj akan memberikan rasa yang lebih baik dibandingkan ketika kita membuat stmj dengan menggunakan susu kemtal manis dan susu kedelai. Dimana ketika kita menggunakan susu kental manis dan susu kedelai akan lebih memberikan rasa yang lebih manis pada minuman stmj tersebut. Karena susu kental manis dan susu kedelai sudah ada penambahan gula pada saat proses pembuatan.
Hal ini menunjukkan bahwa berbedaan rasa diantara ketiga sampel sangat sedikit. Perbedaan yang sangat tipis ini dapat disebabkan pada panelis yang kesulitan untuk menentukan perbedaan rasa dari ketiga sampel yang disajikan, dapat juga disebabkan karena tingkat kesukaan dari panelis berbeda – beda, serta kebanyakan panelis yang digunakan untuk melakukan uji sensoris ini adalah panelis yang cenderung suka mengkonsumsi rokok sehingga dapat mempengaruhi indra pengecap dari panelis, selain itu dapat disebabkan dari kondisi kesehatan dan ketertarikan suatu panelis dalam melakukan uji sensoris karena ketika kondisi suatu panelis kurang sehat dan panelis kurang tertarik maka akan mempengaruhi tingkat kesukaannya pada produk yang kami sajikan untuk panelis.

Analisa Aroma


 








Gambar 4. Grafik Parameter Aroma

Pengujian terhadap aroma produk sangat penting. Hal ini dikarenakan aroma dapat menjadi indikator daya penerimaan produk sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Soekarto, 1985 bahwa industri makanan menganggap sangat penting melakukan uji aroma karena dengan cepat dapat memberikan hasil penilaian produksinya disukai atau tidak disukai. Selain itu, aroma juga sebagi indikator kerusakan produk. Aroma suatu produk dipengaruhi oleh komposisi produk.
Menurut Walstra et al. (1999), susu kental manis adalah susu yang dipekatkan  dengan  evaporasi  dan  ditambahkan  sukrosa  untuk  membentuk larutan  gula  hampir  jenuh,  setelah  itu  dikalengkan. Susu segar adalah susu murni yang diambil dari kambing atau sapi yang sehat. Sedangkan susu kedelai adalah cairan putih yang dihasilkan dari kacang kedelai.
Berdasarkan gambar 3. Grafik parameter aroma, menunjukkan bahwa pada susu kedelai panelis dominan memberi skor 3 (sedang) yaitu sebesar 40 %. Hal ini dikarenakan susu kedelai memiliki aroma khas dari biji kedelai yaitu agak langu, sehingga aromanya kurang disukai. Pada susu murni, panelis memberi respon dominan skor 3 (sedang) sebesar 70 %. Hal ini disebabkan karena susu murni belum ada penambahan bahan – bahan lain sehingga aromanya masih alami khas susu dan tidak begitu kuat. Pada susu kental manis, panelis memberi respon dominan dengan skor 4 (enak) sebesar 60 %. Hal ini dikarenakan pada susu kental manis ditambahkan bahan – bahan lain seperti gula dan mengalami proses pemanasan dalam pembuatannya sehingga dapat mempengaruhi aromanya. Aroma susu kental manis lebih kuat daripada aroma susu segar dan susu kedelai.





Analisa warna



 















Gambar 5. Grafik Parameter Warna

Susu murni yang memiliki warna putih kekuningan dipengaruhi oleh kandungan yang ada di dalamnya. Warna putih susu karena disperse cahaya atau refleksi cahaya oleh butir-butir lemak, calcium caseinat dan calcium phosphate koloidal. Warna kuning susu karena substansi karoten yang berasal dari tanaman hijau sebagai pakannya. Dari situlah warna alami susu murni di dapat.
Berdasarkan Gambar 5. Grafik parameter warna dapat diketahui bahwa warna STMJ yang paling disukai adalah pada susu segar. Hal ini menunjukkan bahwa warna alami susu segar lebih disukai daripada susu kental manis dan susu kedelai.
Susu murni memiliki warna putih keemasan atau putih kebiruan dipengaruhi oleh kandungan yang ada di dalamnya. Warna putih dari susu merupakan hasil dispersi dari refleksi cahaya oleh globula lemak dan partikel koloidal dari kasein dan kalsium fosfat. Warna kuning susu karena lemak dan karoten yang dapat larut. Warna susu dipengaruhi oleh jenis sapi, jenis pakan, jumlah lemak susu, dan persentase zat padat di dalamnya (Hadiwiyoto, 1994).
Panelis yang memilih tidak enak pada STMJ susu kedelai 40% dan pada susu segar serta susu kental manis 10%. Panelis yang memilih sedang pada pada STMJ susu kedelai 50%, pada susu segar 20% dan susu kental manis 10%. Panelis yang memilih enak pada STMJ susu segar 30% dan susu kental manis 60%. Panelis yang memilih sangat enak pada pada STMJ susu kedelai 10%, pada susu segar 30% dan susu kental manis 20%. Panelis yang memilih amat sangat enak hanya pada STMJ susu segar yaitu 10%.
Warna STMJ yang menggunakan susu segar dan susu kental manis hampir sama. Hal ini dapat disebabkan karena bahan yang digunakan dalam pembuatan susu kental manis itu susu murni sehingga kandungan yang tekandung juga sebagian besarnya, sehingga warnanya pun tidak jauh berbeda. Untuk warna STMJ susu kedelai cenderung putih kekuningan sehingga panelis banyak yang kurang menyukai. Warna susu kedelai ini dipengaruhi oleh warna dari biji kedelai yang digunakan (Rukmana, 1996).

Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum disimpulkan bahwa pada parameter rasa, aroma, dan warna panelis lebih menyukai STMJ dengan susu segar. Adanya perbedaan jenis susu dalam pembuatan STMJ memeberi pengaruh besar terhadap respon panelis.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Mochamad.1984. Kimia dan Teknologi Pengolahan Susu. Yogyakarta:Uuniversitas Gadjah Mada.

Hadiwiyoto, S. 1994. Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Yogyakarta: Liberty.
Rukmana, R. dan Yuyun Y. 1996. Kedelai, Budidaya dan Pascapanen. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Sirajuddin, Saiduddin, dkk. 2011. Pedoman Praktikum Analisis Bahan Makanan. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Soekarto, S.T. 1990. Penelitian Organoleptik untuk Industri. Jakarta: Bharata Karya Aksara

Walstra, P., T.J. Geurts, A. Noomen, A.Jellema and M.A.J.S. Van Boekel. 1999. Dairy Technolog. Principles of Milk Properties and Process. New York: Marcell Dekker, Inc.











DOKUMENTASI


 




Persiapan bahan
                                                                 

                                                                 
                            

Proses pemasakan larutan jahe







Proses pengecilan kristal jahe





                                                Kristal jahe dan STMJ

                                                            





                                                               Panelis

Lampiran Kuisioner






















































Lampiran Perhitungan
Parameter Rasa
No
Name
Soya Milk
Fresh Milk
Sweetened Condensed Milk
Total
1
Fatkhur
2
4
3
9
2
Rizaldy
3
4
5
12
3
Farid
4
3
2
9
4
Abi
2
5
3
10
5
Yusri
3
4
5
12
6
Robby
4
5
4
13
7
Riang
3
3
5
11
8
Nikho
5
6
4
15
9
Abduh
3
4
3
10
10
Gunda
3
3
4
10



susu kedelai
Susu segar
Susu kental manis
Sangat tidak enak
1
0 %
0 %
0 %
Tidak enak
2
20 %
0 %
10 %
Sedang
3
50%
30 %
30 %
Enak
4
20%
40 %
30 %
Sangat enak
5
10 %
10 %
30 %
Amat sangat enak
6
0 %
0 %
0 %





Parameter Aroma
No
Name
Soya Milk
Fresh Milk
Sweetened Condensed Milk
Total
1
Fatkhur
5
3
4
12
2
Rizaldy
3
5
4
12
3
Farid
4
3
2
9
4
Abi
4
3
4
11
5
Yusri
2
3
5
10
6
Robby
3
3
4
10
7
Riang
5
2
3
10
8
Nikho
3
5
4
12
9
Abduh
4
3
3
10
10
Gunda
3
3
4
10



susu kedelai
Susu segar
Susu kental manis
Sangat tidak enak
1
0 %
0 %
0 %
Tidak enak
2
10 %
10 %
10 %
Sedang
3
10%
70 %
20 %
Enak
4
40%
0 %
60 %
Sangat enak
5
30 %
20 %
10 %
Amat sangat enak
6
20 %
0 %
0 %

Parameter Warna
No
Name
Soya Milk
Fresh Milk
Sweetened Condensed Milk
Total
1
Fatkhur
2
5
4
11
2
Rizaldy
3
4
5
12
3
Farid
2
5
3
10
4
Abi
2
5
4
11
5
Yusri
3
3
4
10
6
Robby
2
4
2
8
7
Riang
3
4
5
12
8
Nikho
5
6
4
15
9
Abduh
3
2
4
9
10
Gunda
3
3
4
10
Total
28
41
39
108
Mean
2.8
4.1
3.9




susu kedelai
Susu segar
Susu kental manis
Sangat tidak enak
1
0 %
0 %
0 %
Tidak enak
2
40 %
10 %
10 %
Sedang
3
50%
20 %
10 %
Enak
4
0%
30 %
60 %
Sangat enak
5
10 %
30 %
20 %
Amat sangat enak
6
0 %
10 %
0 %

Lampiran Perhitungan BEP
Biaya Tetap
Biaya

 Biaya penyusutan alat
 Rp                        5.000,00

bahan bakar
 Rp                     15.000,00

TOTAL
 Rp                     20.000,00

Biaya Variabel
Berat
Harga
Komposisi
Biaya
Air
1 L
 Rp          300,00
500 ml
 Rp             360,00
Jahe
1 kg
 Rp      3.000,00
250 g
 Rp             750,00
telur
1 kg
 Rp      8.000,00
180 g
 Rp         1.440,00
Daun kayu manis
1 kg
 Rp      4.000,00
20 g
 Rp             160,00
susu kental manis
100 ml
 Rp      1.000,00
60 ml
 Rp               60,00
susu segar
1 L
 Rp    10.000,00
500 ml
 Rp         5.000,00
susu kedelai
1 L
 Rp      7.500,00
500 ml
 Rp         3.750,00
Gula pasir
1 kg
 Rp      9.500,00
250 g
 Rp         2.375,00
cup
1 pack
 Rp    15.000,00
15 cup
 Rp             225,00
madu
1 L
 Rp    50.000,00
60 ml
 Rp         3.000,00



TOTAL
 Rp       17.120,00







Modal
 Rp                     37.120,00
 Rp    37.000,00
Jumlah unit produksi
25,2
26
Harga per unit
 Rp                        2.946,03
 Rp      3.000,00
Biaya variabel per unit
 Rp                           679,37
 Rp          700,00
BEP Unit
 Rp                                8,82
9
BEP Rupiah
 Rp                     25.994,40
 Rp    26.000,00

BEP unit = biaya tetap / (harga per unit - biaya variabel per unit)
BEP rupiah = bep unit x harga per unit





Tidak ada komentar:

Posting Komentar